Subsidi Obat Generik Berbau Politis

Code:

[JAKARTA] Ketua Umum Gabungan Pengusaha (GP) Farmasi yang juga Ketua Panitia Ad Hoc IV Dewan Perwakilan daerah (DPD), Anthony Ch Sunarjo menegaskan, subsidi obat generik senilai Rp 280 miliar cenderung berbau politis. Pasalnya, isu obat merupakan isu yang populer, sehingga meskipun harga bahan baku naik dan nilai tukar rupiah terhadap dolar melemah, pemerintah berupaya menurunkan harga obat generik.

Hal tersebut dikatakan Anthony, menanggapi janji pemerintah menstabilkan harga obat generik dengan subsidi sampai Rp 280 miliar. Menurutnya, dengan menyubsidi bahan baku obat generik pemerintah bermaksud mengontrol harga obat generik, termasuk obat generik bermerek.

Seperti yang diberitakan, harga obat generik bermerek yang menggunakan bahan baku bersubsidi (OGMS) maksimal tiga kali dari harga obat generik bersubsidi (OGS). Selain memberi subsidi, pemerintah juga menurunkan harga obat generik 10 persen untuk 21 item.

Subsidi bahan baku, ujarnya, yang disertai dengan pengaturan harga oleh pemerintah, bisa dimanfaatkan industri farmasi yang memproduksi obat generik bermerek untuk 100 item bahan baku. Dengan demikian, subsidi tidak berlaku untuk seluruh obat generik bermerek.

Jauh sebelumnya, anggota GP Farmasi menyepakati harga dari 100 item bahan baku obat generik tiga kali lipat dari harga obat generik. 100 item itu mencakup sekitar 2.000 merek obat.

Harga obat generik yang terus turun membuat produsen obat tidak memproduksi obat generik, karena harga pokok lebih tinggi dari pada harga jual sehingga produsen rugi. Ini berdampak pada hilangnya obat generik di pasar.

sumber: www.prakarsa-rakyat.org

bagaimana menurut teman2?

Kalau menurut saya, pemerintah memberikan subsidi itu bukanlah hal yang baik untuk menstabilkan harga obat, karena subsidi ini bersifat jangka pendek, tidak berkesinambungan sebab pemerintah tidak secara terus menerus memberikan subsidi. Lain ceritanya bila hal ini dilakukan jangka panjang, seperti misalnya pemberian subsidi pada bahan bakar.

Memang sekarang ini serba salah, ketika dulu dicanangkan bidang pendidikan dan kesehatan akan disubsidi, bahan bakar menjadi tumbalnya dengan dikorbankan pengurangan subsidinya. Kini saat harga "premium" turun sampai 3 kali, kok rasanya subsidi untuk kesehatan malah berkurang.

Kalau saya perhatikan subsidi ini memang semata2 hanya untuk kepentingan politis dari depkes... untuk apa pastinya, mungkin teman2 lebih tau dari saya... (teman2 masih ingat kasus susu bermelamin yg tidak jadi dihancurkan tempo lalu kan...? ya..kira2 mungkin seperti itu). Tetapi saya hanya berharap yg terbaik untuk negeri kita tercinta ini.

so, bagaimana menurut teman2 yg lain?

(kasian gak ada yg reply. hehehe )

Kalo menurut saya mah, itu gak ada tujuan politiknya. Cuma sama orang yang berpikiran serba politik seperti anda inilah, dibuat seakan-akan berbau politik. Orang punya tujuan baik koq dianggap bau politik. Apa biar gak disebut2 politik kita gak boleh berbuat baik?

Yang jelas berbuat politis mah yang gak berbuat apa2 tapi teriak2 politik!

Trus golput malah diharamin. Jadi reuni deh orang indonesia di neraka . Nyang ngumpul: penjahat, koruptor, perokok, ama orang2 yang golput karna gak mau milih koruptor. hehehe...

No offence, gan, ane PERTAMAX ...

Eh ini forum bebas tak?

setuju ted..
sepertinya saudara adi harus daftar jadi ketua BEM unpad periode ini biar opini2 seperti di atas bisa dikemukakan dalam orasi2 haha..
piss ah di..

yoga juga haram ga si??
bearti yg yoga juga reunian ?oh noooo..
audubillah..

Tadsky wrote:

(kasian gak ada yg reply. hehehe )

Kalo menurut saya mah, itu gak ada tujuan politiknya. Cuma sama orang yang berpikiran serba politik seperti anda inilah, dibuat seakan-akan berbau politik. Orang punya tujuan baik koq dianggap bau politik. Apa biar gak disebut2 politik kita gak boleh berbuat baik?

Yang jelas berbuat politis mah yang gak berbuat apa2 tapi teriak2 politik!

Trus golput malah diharamin. Jadi reuni deh orang indonesia di neraka . Nyang ngumpul: penjahat, koruptor, perokok, ama orang2 yang golput karna gak mau milih koruptor. hehehe...

No offence, gan, ane PERTAMAX ...

Eh ini forum bebas tak?

lho... justru inilah yg menjadikan "kebanyakan" masyarakat Indonesia terdoktrin bahwa hal itu adalah sebuah pikiran yang terlalu dibuat-buat. Pikiran seperti ini harusnya sudah lama larut bersama turunnya rezim "orde baru"...kita menginginkan bangsa dan negara kita tidak terus terpuruk seperti ini kan... nah inilah salah satunya.. dengan memberikan rekayasa2 sosial yang dilontarkan ke massa, hanya saja harus tetap berlandaskan azas2 dan norma2 yg berlaku, dan karena saya berumat Islam tentu saja azas agama lebih kuat dan mendasar dalam setiap argumen serta pendapat saya... justru jika kita ingin bangsa ini maju, jangan diam saja kalau ada aparat yg berbuat buruk.. (maaf jika saya berlebihan)

saya beri contoh hal yg mungkin dianggap orang berbau politis (catat: bukan saya yg menganggap berbau politis)
bahan bakar bensin kemarin turun sampai 3 kali saat pemerintahan presiden kita yg skrg (baca: sby), hal ini dianggap sebagian orang (jangan lihat saya...hehe) dianggap memiliki unsur politis, karena yg bersangkutan (baca: sby lagi) memiliki tujuan agar "dipilih lagi" pada saat pemilu yg akan datang....

saya sependapat dengan kalimat juragan:
"Yang jelas berbuat politis mah yang gak berbuat apa2 tapi teriak2 politik!"
jadi sekarang, mari kita lakukan apa yg bisa kita lakukan, sebagai mahasiswa tentu saja tugas utama belajar agar bangsa ini dapat bersaing bahkan kalau bisa melebihi bangsa2 yg lain....

nah kira2 seperti itu.... kalau bukan kita yg bergerak, siapa lagi??

btw, saya nanti ga akan Golput kok, soalnya saya ini simpatisan PARTAI KUCING..... hehehe... (....pidibikers)

sayanggila wrote:

setuju ted..
sepertinya saudara adi harus daftar jadi ketua BEM unpad periode ini biar opini2 seperti di atas bisa dikemukakan dalam orasi2 haha..
piss ah di..

yoga juga haram ga si??
bearti yg yoga juga reunian ?oh noooo..
audubillah..

waduh kok ngomongin BEM?? kapan lulusnya saya kalo di BEM terus?? bagi saya BEM dan LK yg lainnya merupakan batu loncatan dalam menghadapi dunia sesungguhnya... Jadi kalo sudah siap ke dunia yg sesungguhnya kok masih di BEM?? (ya gak annggi?..)

btw kok jadi OOT ya... (aduh sorry om mimin..kok malah jadi gini...) piss ah...!!

Saya gak golput juga tidak merokok, jadi masih punya peluang masuk surga .

@ midun:
Postingan anda kalo kayak gini mah pasti bikin orang ujung2nya ngreply OOT, lebih ke politiknya daripada ke-ilmu-farmasi-annya...

Lebih seru kalo bahas kenapa harga obat di indonesia mahal dilihat dari aspek industrinya, sampe pemerintah harus produksi obat seribuan...

menurut saya emg ga da hubnya deh sm politik2an....
yg normal2 aja sih klo mau subsidi obat..
alangkah lebih baik lagi klo pemerintah memberikan pembebasan tarif pd masyarakat yg kurang mampu..
nah itu yang wajib di subsidi besar2an...
hehehehe...pisssss ah

juanita nur aulia wrote:

menurut saya emg ga da hubnya deh sm politik2an....
yg normal2 aja sih klo mau subsidi obat..
alangkah lebih baik lagi klo pemerintah memberikan pembebasan tarif pd masyarakat yg kurang mampu..
nah itu yang wajib di subsidi besar2an...
hehehehe...pisssss ah

Nah kalo yg kayak gini sih setuju..
masyarakat yg membutuhkan harus dapat subsidi yg besar..
tapi cara penyalurannya harus bener aja ..
jgn kayak BLT kemaren lah....

juanita nur aulia wrote:

menurut saya emg ga da hubnya deh sm politik2an....
yg normal2 aja sih klo mau subsidi obat..
alangkah lebih baik lagi klo pemerintah memberikan pembebasan tarif pd masyarakat yg kurang mampu..
nah itu yang wajib di subsidi besar2an...
hehehehe...pisssss ah

Eh, Joee! Itu foto masih boleh dipublikasiin? Bukannya dah di tutup?!

Pembebasan tarif mah gakkan ngaruh apa2, orang2 kecil mah cenderung konsumsi barang yang emang dah dibebaspajakkan...

Yang diperluin tuh penguatan daya beli. Kalo daya beli tinggi, perputaran ekonomi bakal lebih cepat...

Ekonomi indonesia sebagian besar warisan belanda di mana masayarakat kecil (buruh) diperbudak. Trus yang punya gak mau tau, tetep aja ngejalanin sistem ekonomi perbudakan. Contoh: Juragan batik kaya raya, pembatiknya cuma jadi budak. Padahal tuh batik salah satu mahakarya seni buatan tangan...

Contoh lainnya ada banyak di bidang pertanian, peternakan, perikanan... (yang ada di "andai aku menjadi"nya trans tuh banyak contohnya...)

midun18 wrote:

Nah kalo yg kayak gini sih setuju..
masyarakat yg membutuhkan harus dapat subsidi yg besar..
tapi cara penyalurannya harus bener aja ..
jgn kayak BLT kemaren lah....

Bro midun masih pakai BBM bersubsidi?

Jangan cuma pertamax di dunia maya ajah!

.:tadsky:.
just my two cents

Tadsky wrote:

Bro midun masih pakai BBM bersubsidi?

Jangan cuma pertamax di dunia maya ajah!

nah, itu dia yg saya katakan di awal. coba tengok (waduh bahasanya..Tengok...!!hehe) kembali postingan saya di atas.
sebenarnya sudah menjadi dilema bagi negara2 berkembang seperti Indonesia (tapi Indonesia mah kok berkembang mulu sih ya...), ketika bagian pendidikan dan kesehatan membutuhkan subsidi...giliran bbm yg kena imbas...giliran bbm di subsidi..eh dibalikin lagi kesehatan ama pendidikannya...jadi bingung?
ada solusi..?
sebenernya sih ga masalah ketika bbm tidak bersubsidi diberikan (baca: dipasarkan) ke masyarakat menengah ke atas, hanya saja saya masih bingung pembagiannya...
mungkin saja seperti pemberian subsidi kepada nelayan yang menggunakan solar untuk perahunya (emang perahu pake solar ya? perahu boat kaleee!), atau hal yang tepat guna lainnya...
ya mungkin bila seperti ini terkesan seperti pemerintah "memanjakan" golongan orang tersebut..

berarti inilah saatnya kita bersyukur, masih bisa diberikan kemudahan seperti ini...masih bisa kuliah, masih bisa ke kampus bawa kendaraan sendiri, masih bisa makan 3 kali sehari (walaupun sekarang tanggal tua..kadang2 makan cuma sekali...Hikz...), dan masih banyak nikmat yang lainnya...

mungkin kita semua kini harusnya menunaikan salah satu Rukun Islam, yaitu berzakat.. di sini Allah telah mengajarkan kita agar berbagi kesejahteraan serta kegembiraan kita pada orang yang lebih membutuhkan, salah satunya adalalh berzakat yang dapat juga berguna untuk menyucikan harta kita....
So, sudahkah kita berzakat?
(dan masih juga ada infak, shodakoh....)


btw, saya dah sebulan lebih ga beli bensin..hehe... soale motor dipinjem mulu ama nak kostan jadi mereka yg nge-full tank-in terus..hehe

midun18 wrote:

nah, itu dia yg saya katakan di awal. coba tengok (waduh bahasanya..Tengok...!!hehe) kembali postingan saya di atas.
sebenarnya sudah menjadi dilema bagi negara2 berkembang seperti Indonesia (tapi Indonesia mah kok berkembang mulu sih ya...), ketika bagian pendidikan dan kesehatan membutuhkan subsidi...giliran bbm yg kena imbas...giliran bbm di subsidi..eh dibalikin lagi kesehatan ama pendidikannya...jadi bingung?
ada solusi..?
sebenernya sih ga masalah ketika bbm tidak bersubsidi diberikan (baca: dipasarkan) ke masyarakat menengah ke atas, hanya saja saya masih bingung pembagiannya...
mungkin saja seperti pemberian subsidi kepada nelayan yang menggunakan solar untuk perahunya (emang perahu pake solar ya? perahu boat kaleee!), atau hal yang tepat guna lainnya...
ya mungkin bila seperti ini terkesan seperti pemerintah "memanjakan" golongan orang tersebut..

berarti inilah saatnya kita bersyukur, masih bisa diberikan kemudahan seperti ini...masih bisa kuliah, masih bisa ke kampus bawa kendaraan sendiri, masih bisa makan 3 kali sehari (walaupun sekarang tanggal tua..kadang2 makan cuma sekali...Hikz...), dan masih banyak nikmat yang lainnya...

mungkin kita semua kini harusnya menunaikan salah satu Rukun Islam, yaitu berzakat.. di sini Allah telah mengajarkan kita agar berbagi kesejahteraan serta kegembiraan kita pada orang yang lebih membutuhkan, salah satunya adalalh berzakat yang dapat juga berguna untuk menyucikan harta kita....
So, sudahkah kita berzakat?
(dan masih juga ada infak, shodakoh....)


btw, saya dah sebulan lebih ga beli bensin..hehe... soale motor dipinjem mulu ama nak kostan jadi mereka yg nge-full tank-in terus..hehe

Kalo ginu, pas bro midun isi bensin, isi pake pertamax yah? Trus teriax di sanax, "PERTAMAX!"

Mulai dari diri sendiri, gan semua. Yang merasa punya mobil/motor pribadi yang gak dikomersilkan/diusahakan, saya himbau minimal pakai pertamax...

Kalo punya mobil sendiri berarti konsekuensinya ya bisa ngebensinin...
Kalo punya mobil sendiri berarti konsekuensinya ya berarti bukan orang miskin...
Kalo punya mobil sendiri berarti konsekuensinya ya numpangin orang lain mau...

Hehehe...

.:teddy:.
pertamaxlimarebuenamratusrupiah

Tadsky wrote:

Kalo punya mobil sendiri berarti konsekuensinya ya bisa ngebensinin...
Kalo punya mobil sendiri berarti konsekuensinya ya berarti bukan orang miskin...
Kalo punya mobil sendiri berarti konsekuensinya ya numpangin orang lain mau...

seeeepp...
magstabh tuh gan...
hehe...


(emoticon nya bener ga sih?)